Maluku | Dalam upaya mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi yang inklusif dan berkelanjutan, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Ekspedisi Patriot ITB–Kementerian Transmigrasi (Kementrans) digelar di Kantor Bupati Maluku Tengah, Masohi, Maluku, pada Senin (10/11). Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat untuk membahas potensi serta rekomendasi pengembangan Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Pulau Seram.
Ekspedisi Patriot merupakan salah satu program strategis Kementerian Transmigrasi yang bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Untuk kawasan Sapalewa, program ini melibatkan tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang diketuai oleh Dr. Acep Purqon, dosen Fisika FMIPA ITB, bersama anggota tim yaitu Annisaa Auliyaa, Astronia Lauda, Azizah Nur Fitriani, dan Ine Riswanti.
Kegiatan ekspedisi berlangsung selama empat bulan, dari Agustus hingga Desember 2025, dengan tujuan melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi serta sosial kawasan transmigrasi. Hasil penelitian ini akan menjadi dasar penyusunan rekomendasi evaluatif berbasis data dan partisipatif untuk memperkuat tata kelola kolaboratif dan pengembangan korporasi masyarakat di tahap selanjutnya.
Dalam FGD tersebut, tujuh narasumber dari berbagai instansi memaparkan kebutuhan data dan rekomendasi kebijakan untuk kawasan Sapalewa. Narasumber berasal dari dinas transmigrasi dan tenaga kerja, balai pemantapan kawasan hutan, UPTD kesatuan pengelolaan hutan, kantor pertanahan, dinas tanaman pangan dan hortikultura, dinas pemberdayaan masyarakat, serta badan perencanaan, penelitian, dan pengembangan daerah (Bapplitbangda). Diskusi berfokus pada tujuh isu utama: sejarah kawasan, rencana pengembangan, batas dan mekanisme pelepasan kawasan hutan, batas administratif, percetakan sawah, kelembagaan masyarakat, serta arah kebijakan pembangunan daerah.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh perwakilan Bupati Maluku Tengah, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaboratif antara Kementrans dan ITB. “Kegiatan ini diharapkan dapat merumuskan potensi dan rekomendasi strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di Kawasan Sapalewa,” ujar perwakilan bupati. Turut hadir pula Camat dari kawasan transmigrasi tersebut.
Dr. Acep Purqon dalam paparannya mengungkapkan sejumlah temuan menarik di lapangan. “Kami menemukan banyak potensi yang bisa dikembangkan, mulai dari sumber daya alam, sosial-budaya, hingga peluang ekonomi berbasis komoditas unggulan. Rekomendasi ini nantinya akan menjadi pijakan penting bagi percepatan pembangunan kawasan transmigrasi di Sapalewa,” jelasnya.
Kajian tim mencakup berbagai dimensi, mulai dari kondisi fisik dan lingkungan, topografi dan ekosistem, risiko bencana, sosial-budaya, hingga rantai nilai ekonomi dan komoditas utama wilayah. Kawasan Sapalewa sendiri dikenal memiliki keunggulan pada sektor pertanian dan rempah dengan biodiversitas tinggi karena berbatasan langsung dengan Taman Nasional Manusela yang eksotik.
Lebih lanjut, Dr. Acep menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di kawasan transmigrasi. “Pendidikan di wilayah ini masih perlu didorong. SDM di Sapalewa memiliki potensi luar biasa, terutama generasi kedua transmigran yang kini tumbuh dengan semangat tinggi. Diperlukan program percepatan pendidikan dan pengembangan keterampilan di wilayah 3T agar potensi tersebut tidak terhambat,” tambahnya.
Selain itu, tim ekspedisi juga menekankan pentingnya teknologi pasca panen, pelatihan pengolahan produk, dan optimalisasi peran BUMDes serta pemberdayaan perempuan. Produk lokal diharapkan dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional, obat, maupun kosmetik bernilai tinggi. “Lokasi yang unik dan eksotik ini dapat menghasilkan produk dengan cita rasa khas, menjadi identitas daerah, sekaligus membuka akses pasar lebih luas,” ujar Dr. Acep.
Kepala Desa SP 1 Waimapin, Pak Yadi, turut memberikan masukan mengenai kebutuhan dasar masyarakat, termasuk peningkatan infrastruktur, akses pendidikan, dan pendampingan usaha kecil.
Dari Jakarta, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. “Sapalewa adalah salah satu dari 154 lokus Ekspedisi Patriot di seluruh Indonesia. Kami berharap kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dapat menjadi model pengembangan kawasan transmigrasi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kepala Dinas Transmigrasi Provinsi Maluku juga menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti hasil riset ini agar dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan. “Gotong royong dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pembangunan di kawasan transmigrasi,” tegasnya.
Kontak :
Dr. Acep Purqon, Ph.D
Ketua Tim Ekspedisi Patriot ITB–Kementrans Lokus Sapalewa
Dosen Fisika FMIPA ITB
📞 0812-2163-6620
📧 acep.purqon@itb.ac.id
🌐 Instagram: @ekspedisi.sapalewa




0 Komentar